Pada pembelajaran penjasorkes banyak materi yang mengharuskan melakukan praktik gerak dasar olahraga. Gerak dasar ini di antaranya adalah berjalan, berlari, dan melompat. Berlari merupakan gerak dasar yang sangat penting untuk diajarkan kepada siswa terutama siswa sekolah dasar. Berlari sangat bermanfaat untuk membentuk otot-otot kaki agar lebih kuat dan tentunya akan memperlancar aliran darah karena pada saat berlari denyut jantung akan semakin cepat untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Menurut Bahagia 200011 lari merupakan gerakan tubuh dimana terdapat kedua kaki ada saat melayang di udara kedua telapak kaki lepas dari tanah. Gerak lari ini juga menjadi salah satu materi yang diajarkan kepada siswa kelas IV sekolah dasar sebagai pola gerak dasar menggunakan kaki sebagai alat gerak utamanya. Bagi sebagian siswa ada yang merasa enggan untuk melalukan gerak berlari dengan serius dikarenakan beberapa alasan seperti malas, merasa letih, nafas tersengal-sengal, berat badan yang tidak ideal serta sulitnya mengatur tempo yang benar saat berlari. Hal ini juga terjadi pada anak-anak siswa kelas IV SD Negeri 01 Pulosari Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang pada saat berlatih berlari. Siswa merasa kurang semangat dan antusias ketika guru menyuruh mereka secara bergantian berlari beberapa menit di halaman sekolah atau di lapangan olahraga. Melihat kondisi ini maka guru harus merancang pembelajaran melalui metode yang menyenangkan dan dapat membangkitkan semangat siswa. Salah satu metode digunakan adalah permainan tradisional gobak sodor. Kurniati 2016 2 menjelaskan bahwa permainan tradisional merupakan suatu aktivitas permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu, yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Gobak sodor adalah suatu permainan di mana satu kelompok orang berusaha menghambat atau menghalangi kelompok orang yang lain sewaktu melintas petak-petak permainan daerah permainannya. Permainan gobak sodor sebagai salah satu bentuk tingkah laku, sebenarnya memerlukan ketangkasan dalam bermain dan diperlukan perasaan untuk mengetahui gerak-gerik dan langkah lawan. Dalam permainan gobak sodor terkandung unsur penjasorkes yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar yaitu 1 gerak lari, 2 permainan yang mudah dimainkan, 3 kelincahan, 4 menyenangkan, dan 5 sosialisasi untuk anak-anak agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan. Adapun cara bermain gobak sodor adalah setiap orang di grup jaga membuat penjagaan berlapis dengan cara berbaris ke belakang sambil merentangkan tangan agar tidak dapat dilalui oleh lawan. Satu orang penjaga lagi bertugas di garis tengah yang bergerak tegak lurus dari penjaga lainnya. Selama permainan berlangsung, salah satu kaki penjaga harus tetap di atas garis jaga. Jika pemain lawan tersentuh maka pemain pun gugur. Kemenangan akan diperoleh grup jaga jika berhasil mengenai seluruh pemain lawan. Melalui permainan tradisional gobak sodor ini siswa kelas IV SD Negeri 01 Pulosari merasa senang dan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Mereka melakukan gerak lari secara berulang-ulang tanpa mereka sadari karena sangat menyenangkan mengikuti permainan. Dengan demikian metode permainan gobak sodor dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam gerak lari. ag2/ton Guru SD Negeri 01 Pulosari Kec. Pulosari, Kab. Pemalang
zigzag, lompat melewati box secara berulang-ulang, kombinasi gerak jalan dan lari, serta latihan naik turun bangku. permainan gobak sodor dalam meningkatkan kelincahan pada Gobak Sodor adalah suatu permainan dilakukan secara berkelompok, kelompok penjaga harus berusaha menghambat atau menghalangi kelompok penyerang ketika akan melewati
Mengenal Permainan Gobak Sodor – Grameds, apakah kamu masih ingat mengenai permainan Gobak Sodor ini atau mungkin kamu tahu bagaimana permainannya tetapi tidak tahu namanya? Pasti Grameds tahu bahwa negara kita ini, Indonesia, memiliki keragaman suku bangsanya, sehingga budaya-budaya yang diwariskan kepada generasi saat ini pun juga turut beragam. Salah satu dari budaya-budaya yang diwariskan kepada generasi muda saat ini adalah permainan tradisional. Keberadaan permainan tradisional pada zaman dahulu menjadi hiburan bagi masyarakat yang saat itu tentu saja belum menyentuh teknologi canggih seperti saat ini. Hampir seluruh wilayah di Indonesia, pasti terdapat permainan tradisional yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut. Biasanya, sebuah permainan tradisional akan memanfaatkan sumber daya alam yang berada di sekitar daerah tersebut. Salah satu dari banyaknya permainan tradisional di Indonesia, terdapat permainan yang bernama Gobak Sodor. Permainan tradisional ini berasal dari Jawa Tengah. Permainan ini cukup disegani oleh banyak orang, baik dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Nah, apabila Grameds masih belum memahami apa dan bagaimana sih permainan tradisional Gobak Sodor ini dimainkan, yuk simak penjelasan berikut! Arti Kata Gobak SodorCara Bermain Gobak SodorManfaat Permainan Tradisional Gobak SodorManfaat dalam Perkembangan SosialManfaat dalam Perkembangan MotorikManfaat dalam Perkembangan KepribadianManfaat dalam Perkembangan KognitifManfaat dalam Perkembangan EmosiPeran Permainan Tradisional untuk AnakKategori SosiologiMateri Sosiologi Arti Kata Gobak Sodor Apa sih arti kata Gobak Sodor? Mengapa permainan tradisional ini dinamakan demikian? Nah, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, “gobak” memiliki arti yakni permainan tradisional yang menggunakan lapangan berbentuk segi empat yang berpetak-petak, dimana setiap garisnya dijaga oleh penjaga, pihak yang hendak masuk harus melewati garis dan jika mereka terkena sentuhan oleh penjaga, mereka harus berganti menjadi penjaga.’ Sementara kata “sodor” memiliki arti menyodorkan’. Dalam hal ini, yang harus disodorkan adalah tubuh dan tangan kita supaya dapat menyentuh pihak lawan yang hendak mencoba melewati garis. Permainan tradisional ini ternyata sudah cukup dikenali masyarakat banyak, lho… Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, permainan ini sudah terdaftar sebagai kata benda yang memiliki arti Permainan anak-anak yang terdiri atas dua kelompok, satu kelompok sebagai penjaga benteng dan kelompok yang lain berusaha menembus benteng lawan.’ Sebenarnya, permainan tradisional Gobak Sodor ini sering juga disebut dengan Galah Asin, Galasin, dan Gobag. Cara Bermain Gobak Sodor Bagaimana sih cara memainkan Gobak Sodor? Buat garis-garis penjagaan dengan kapur. Buat garis-garis seperti pada lapangan bulu tangkis, hanya bedanya dalam Gobak Sodor ini tidak ada garis yang rangkap. Bagi pemain menjadi dua tim, setiap tim terdiri dari 3-5 anggota opsional, sesuaikan dengan jumlah anggota keseluruhan. Satu tim akan menjadi tim “penjaga benteng” dan tim lain akan menjadi pihak yang berusaha memasuki benteng tersebut. Untuk tim yang menjadi “penjaga benteng” harus menjaga lapangan menurut garis horizontal dan garis vertikal. “Penjaga benteng” garis horizontal harus berusaha menghalangi tim lawan yang tengah bergerak memasuki garis batas. Sementara, bagi “penjaga benteng” garis vertikal bertugas menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Lalu, tim lawan harus bergerak lewati garis dan penjagaan-penjagaan tersebut dari awal hingga akhir. Sama halnya dengan permainan-permainan lain, permainan tradisional Gobak Sodor ini juga memiliki aturan tersendiri, yakni Pemain dibagi menjadi 2 tim, yang masing-masing tim terdiri dari 3-5 orang opsional, menyesuaikan jumlah peserta yang mengikuti permainan. Apabila dalam 1 tim terdiri dari 5 orang, maka lapangan yang akan digunakan harus dibagi menjadi 4 kotak persegi panjang dengan ukuran kira-kira 5m x 3m menyesuaikan ukuran lapangan yang akan digunakan. Bagi tim “penjaga benteng”, bertugas menjaga supaya tim “lawan” tidak dapat melewati atau menuju garis akhir finish. Bagi tim “lawan”, harus bergerak menuju garis finish dengan syarat tidak tersentuh oleh tim “penjaga” dan dapat memasuki garis finish dengan syarat tidak ada anggota tim “lawan” yang masih berada di wilayah start. Tim “lawan” akan dikatakan menang jika salah satu anggotanya berhasil kembali ke garis start dengan selamat atau tidak terkena sentuhan oleh tim “penjaga”. Tim “lawan” akan dikatakan kalah apabila salah satu anggotanya terkena sentuhan oleh tim “penjaga” atau keluar melewati garis batas lapangan yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila hal tersebut terjadi, maka akan dilakukan pergantian posisi tim. Manfaat Permainan Tradisional Gobak Sodor Tanpa disadari, permainan tradisional Gobak Sodor ini memiliki banyak manfaat lho… Manfaat tersebut berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik itu perkembangan sosial, motorik, kepribadian, dan lain-lain. Apa saja ya manfaat-manfaat yang didapatkan dari sebuah permainan tradisional ini? Yuk simak ulasan berikut! Manfaat dalam Perkembangan Sosial Secara tidak langsung, permainan tradisional Gobak Sodor ini melatih anak supaya dirinya mampu untuk bersosialisasi dengan baik. Selain itu, juga dapat meningkatkan komunikasi dan melatih kerjasama antar anggota tim. Hal tersebut karena dalam suatu tim, apabila ingin menang, mereka harus membutuhkan kerjasama dengan mendiskusikan bersama anggota tim terlebih dahulu mengenai strategi apa yang hendak digunakan supaya dapat melewati “penjagaan” hingga garis finish. Manfaat dalam Perkembangan Motorik Permainan tradisional Gobak Sodor ini tentu saja memiliki manfaat dalam perkembangan motorik karena jelas bersangkutan dengan gerak tubuh manusia. Manfaat dari permainan tradisional Gobak Sodor dalam hal perkembangan motorik ini adalah berkaitan dengan ketahanan fisik serta melatih koordinasi antara otot kaki dan tangan. Dalam hal tersebut, semua pemain tentu saja harus menggerakkan anggota tubunya supaya dapat lolos dari “penjaga benteng” untuk menuju garis finish. Sama halnya dengan tim “penjaga”, mereka juga harus bergerak secara tangkas untuk reflek menyentuh pemain “lawan”. Manfaat dalam Perkembangan Kepribadian Sementara itu, permainan tradisional Gobak Sodor ini tentu saja memiliki manfaat yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak, yaitu meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri anak, menumbuhkan rasa empati dalam diri anak, dan dapat menumbuhkan rasa sportivitas anak. Dalam hal ini, dapat terjadi apabila ada pemain yang tidak bisa menembus garis-garis penjagaan, maka anggota timnya harus menolong dengan berusaha mengecoh “penjaga benteng” supaya anggota timnya tersebut dapat lolos. Selain itu, permainan tradisional Gobak Sodor ini juga bisa mengajarkan anak untuk menjadi pribadi yang jujur lho… Hal tersebut tentu saja dapat terjadi ketika ada anak yang yang terkena sentuhan oleh tim “penjaga” dan langsung mengakui bahwa dirinya disentuh. Lalu, manfaat menumbuhkan sportivitas dapat dilihat ketika anak mau mengakui bahwa dirinya kalah. Manfaat dalam Perkembangan Kognitif Kemudian, manfaat yang didapatkan dalam permainan tradisional Gobak Sodor ini berkaitan dengan perkembangan kognitif anak. Tanpa disadari, permainan tradisional ini dapat melatih konsentrasi anak, meningkatkan kreativitas anak dalam menyusun strategi permainan, dan melatih kemampuan problem solving anak. Hal tersebut tentu saja dapat terjadi apabila dalam permainan, tim “penjaga” sulit dilewati, maka para anggota tim “lawan” pasti mau-tidak-mau akan memutar otak untuk memikirkan bagaimana cara untuk dapat melewati “penjaga” tersebut. Manfaat dalam Perkembangan Emosi Manfaat terakhir yang didapatkan dari permainan tradisional Gobak Sodor ini adalah berkaitan dengan perkembangan emosi anak. Secara tidak langsung, permainan tradisional ini dapat melatih kesabaran dan pengendalian diri anak, serta dapat mengontrol emosi dalam diri anak. Hal tersebut tentu saja dapat terjadi ketika tim “penjaga” tidak terpancing atau terpengaruh oleh pihak “lawan” yang sedang mencoba untuk mengecoh mereka supaya temannya dapat melewati garis. Peran Permainan Tradisional untuk Anak Keberadaan permainan tradisional biasanya berjalan beriringan dengan mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Penjasorkes di sekolah. Hal tersebut karena keduanya memiliki tujuan yang sama yakni menjaga kestabilan kesegaran jasmani anak dan menanamkan nilai-nilai kehidupan melalui gerakan-gerakannya. Menurut Nugroho 2016, dalam sebuah permainan tradisional pasti memuat nilai-nilai positif yang meliputi Demokrasi, yang berkaitan dengan cara memilih permainan tradisional harus mengikuti tata tertib atau aturan yang telah disepakati sebelumnya. Pendidikan, yang berkaitan dengan aspek kejasmanian dan kerohanian. Kepribadian, berkaitan dengan penggunaan permainan tradisional sebagai media untuk mengembangkan dan mengungkapkan jati diri anak. Keberanian, yang berkaitan dengan sikap anak untuk berani dalam mengambil keputusan serta memperhitungkan strategi-strategi tertentu untuk memenangkan permainan tersebut. Kesehatan, yang dapat dilihat dari kelincahan gerak tubuhnya. Persatuan, yang dapat dilihat dari adanya solidaritas dalam kelompok. Moral, yang berkaitan dengan pemahaman anak terhadap pesan-pesan moral. Dalam hal ini, tentu saja keberadaan permainan tradisional seharusnya lebih diperkenalkan kepada anak-anak supaya mereka tidak terus-menerus memainkan gadget. Bahkan menurut pendapat beberapa ahli, permainan tradisional berkaitan erat dengan bagaimana perkembangan anak pada usia dini. Melalui permainan tradisional, seorang anak dapat mengoptimalkan kemampuan fisik, motorik, mental, intelektual, kreativitas, dan sosial. Menurut Karl Groos, bermain memiliki fungsi guna memperkuat insting anak yang akan dibutuhkan dalam kelangsungan hidup di masa mendatang. Apalagi, masa anak-anak memang seharusnya diisi dengan bermain permainan yang positif . Permainan-permainan yang positif tersebut secara tidak langsung mengajarkan kepada mereka mengenai aspek motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, seni, moral, dan lain-lain. Namun, saat ini banyak anak yang justru lebih menyukai berada di depan gadget daripada keluar bermain bersama teman-temannya. Padahal, permainan-permainan tradisional yang menjadi peninggalan para nenek moyang tersebut memiliki nilai edukasi dan bermanfaat bagi stimulus perkembangan anak. Banyak orang tua yang jarang mengetahui adanya manfaat-manfaat dari permainan tradisional sehingga mereka tidak bisa menceritakan mengenai pengetahuan apa yang didapatkan dari keberadaan permainan tradisional tersebut. Maka dari itu, kita sebagai generasi muda harus melestarikan keberadaan permainan tradisional supaya tidak punah. Cara melestarikan permainan tersebut dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya dengan mengajarkannya kepada anak, sepupu, keponakan, adik, atau tetangga kita yang masih berusia kanak-kanak; dan melakukan kegiatan sosialisasi mengenai pelestarian permainan tradisional. Dalam kegiatan sosialisasi pelestarian permainan tradisional, biasanya dilakukan melalui sebuah poster yang disebar di media sosial. Kegiatan tersebut dilakukan dengan harapan supaya masyarakat memiliki pemahaman mengenai pentingnya melestarikan warisan budaya terutama permainan tradisional yang jelas memiliki banyak manfaat bagi generasi masa depan. Nah, Grameds sebagai sosok pemuda-pemudi di Indonesia, ayo bantu melestarikan keberadaan permainan tradisional ini supaya tidak termakan oleh zaman! Grameds bisa kok melakukannya dengan mengajarkan kepada adik, keponakan, hingga tetangga yang masih berusia kanak-kanak untuk memainkan permainan tradisional ini! Tentu saja Grameds boleh ikut memainkannya bersama mereka! ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Menyundultidak memberikan rasa sakit,selama menggunakan dahi untuk menghantam bola Clive G,2002:32. Dan pengertian atau kesimpulan dari menyundul bola merupakan cara dalam bermain sepakbola yang dilakukan untuk memperoleh moment saat bola berada diudara pada waktu menyerang dan bertahan.Jakarta Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari, salah satunya permainan tradisional. Selain menyehatkan, bermain permainan tradisional juga menyenangkan lho. Kalian bisa memainkan permainan tradisional di selam jam istirahat sekolah atau setelah pulang sekolah. Nah, berikut ini lima permainan tradisional yang baik untuk kesehatan fisik dikutip dari laman Ditsmp Kemdikbud 1. Gobag Sodor Gobag Sodor adalah salah satu permainan tradisional yang berasal dari Jawa Tengah. Dikenal juga dengan nama Galasin di Jakarta. Permainan ini cukup simpel, terdapat dua kelompok pemain. Kelompok yang satu bertugas menjaga kelompok lawan agar tidak bisa lolos ke garis belakang. Sedangkan kelompok yang satu lagi bertugas melewati adangan kelompok penjaga. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari permainan Gobag Sodor. Beberapa di antaranya sebagai sarana olahraga dan aktivitas fisik, melatih bertanggung jawab pada diri maupun kelompoknya, melatih kedisiplinan, belajar bekerja sama dengan orang lain, serta sebagai hiburan. 2. Engklek Engklek atau yang dikenal juga dengan dampu merupakan salah satu permainan tradisional yang menyenangkan sekaligus menyehatkan. Pemain hanya perlu melempar trengkal/gacoan yang terbuat dari pecahan genting ke dalam area engklek dan melompati setiap kotak tanpa menyentuh area kotak yang terdapat gacoan. Dengan bermain engklek, kita bisa melatih ketangkasan dan kelincahan karena pemain diwajibkan untuk melompati kotak-kotak yang ada pada area permainan. 3. Egrang Egrang merupakan salah satu permainan rakyat yang unik dan menyenangkan. Meski terlihat sederhana, namun permainan ini sejatinya memerlukan keterampilan mumpuni dalam menjaga keseimbangan tubuh. Selain itu, kecepatan dan ketepatan juga menjadi kunci dalam permainan ini. Egrang sangat baik untuk melatih keseimbangan dan ketangkasan tubuh pemainnya. 4. Bentengan “Benteng/Bentengan” adalah salah satu permainan tradisional berkelompok yang membutuhkan ketangkasan, kecepatan berlari dan strategi yang andal. Permainan ini sangat baik digunakan untuk berolahraga. Hal ini disebabkan karena setiap pemain harus berlari untuk menjaga benteng dan menangkap lawan. Tujuan utama dari permainan benteng ini adalah menyerang dan mengambil alih “benteng / markas” lawan. 5. Lompat Tali Lompat tali umumnya lebih banyak dimainkan oleh anak perempuan karena memiliki kelenturan badan ketimbang anak laki-laki. Walau seperti itu, tak jarang juga anak laki-laki turut memainkan lompat tali ini. Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini? Sebelum dimulai, pemain bisa melakukan hompimpa terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang memegang tali dan siapa yang bermain. Dua orang yang kalah diharuskan untuk memegang ujung tali dan pemenangnya melompatinya sampai tidak menyentuh tali itu. Jika dalam lompatan terkena atau menyentuh tali maka akan diganti oleh pemegang tali hingga bergantian terus menerus. Nah itulah permainan tradisional yang bisa kalian coba. Selain baik untuk kesehatan fisik kalian juga bisa turut melestarikan permainan tradisional ini lho. Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news. 254 103 16 259 65 12 170 260